Temaku di Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany

Temaku di Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany
Calon Walikota Tangerang Selatan Arahan Golkar Airin Rachmi Diany

Rabu, 04 Agustus 2010

Kita Sesungguhnya Belum Merdeka!: Temanku Marissa Haque & Ikang Fawzi dalam Tangsel 2010


Teror Politik, Kampanye Hitam ala Rau-Banten

Walau sangat kesal dan merasa tidak nyaman setelah pulang dari penjaringan untuk Pilkada/Pemilukada Tangsel (Tangerang Selatan) ini, alhamdulillah saya masih merasa dapat tersenyum manis, sembari merebahkan kepalaku yang agak migrain ini ke dada bidang Ikang Fawzi suamiku tercinta.

Kita Sesungguhnya Belum Merdeka!

marissa-haque-dan-achmad-suwandhi-di-tangsel-2010-pemilukada

PDIP memang telah menjadi masa laluku. Rumah partai merah yang hanya ingin kuingat hal-hal yang terbaik saja didalam perjalanan kepartaian. Tidak ingin menyimpan kenangan buruknya terkait dengan perjalanan keputusanku kemarin dulu didalam “tak ingin mendukung jadi Gubernur Banten yang diduga koruptor berijazah aspal.” Dikarenaka seluruh alat bukti yang telah ada ditanganku hasil investigasi data primer, dimana dan telah diberikan copy-nya kepada seluruh elit DPP di partai lamaku itu. Termasuk dugaan niat ‘tidak elok’ dari pemimpin partai di Propinsi Banten yang mengesahkan ‘pencurian’ tertentu hak milik rakyat dengan alas an demi membesarkan partai dan memenangkan elit tertinggi partyai lamaku menjadi pemimpin nomor satu Indonesia.

Allahu Akbar! Rupanya pada tahun 2010 belakangan ini, segala upaya menjujurkan keadilan serta membingkai politik dengan hukum yang selama ini kupercaya masih punya tempat dan masih terus sedang diperjuangankan, kelihatannya masih menguji ‘nyali kesabaranku’ lagi.

Nah, salah satu hal krusial-menjengkelkan terkait masalah yang akan saya ceritakan ini adalah ketika mala mini saya mendapatkan beberapa kali dering dan missed-calls mengganggu di HP-ku. Saat dimana saya dan suami tengah beristirahat sambil membaca di perpustakaan salah seorang sahabat diperumahan Bintaro Jaya. Telepon tersebut berasal dari harian lokal Tangerang Selatan bernama Tangerang Ekspres. Sebuah perusahaan harian dari grup Radar Banten/JPNN (Jawa Pos News network). Sang penelpon mengaku bernama Saadatuddaraen dengan nama inisial dalam tulisan sms dia sebagai aendengan nomor HP: 021-93941539. Saya menduga dia dikirim oleh salah satu kandidat yang sudah ‘ge-er’ merasa pasti menang menjadi Walikota Tangerang Selatan. Diduga karena melalui kakak iparnya yang menjadi Gubernur, dirinya merasa mampu: (1) menguasai birokrat local; (2) bertindak selama ini seakan menjadi Ibu Ketua PKK Tangerang Selatan padahal namanya tidak ada satupun dalam struktur birokrasi pemerintahan daerah; (3) di Partai asli diapun ‘hanya’ sebagai yunior pendatang baru; (4) kemampuan berorganisasi yang masih mentah; serta (5) kemampuan verbal yang tidak mumpuni!

Diduga, dengan kehadiran saya pada Rakercab PDIP bersama runningmate Pemilukada Tangsel 2010 Bapak H. Achmad Suwandhi, membuat yang bersangkutan diatas panik total sehingga mengharusnya diri dan timnya mengubah strategi! Diduga lebih lanjut, bahwa yang bersangkutan melakukan upaya lagu lama basi berupa kampanye hitam/black campaign melalui media cetak lokal yang telah mampu disetir dengan ‘investasi’ pemasangan iklan politik rutin dalam jangka panjang. Dimana belakangan ini disinyalir yang bersangkutan diduga menggunakan dana ‘haram’ APBD. Baru-baru ini dimedia lokal mencuat isu defisit anggaran pemerintah daerah Tangsel sebesar kurang lebih Rp 14 Milyar lebih digunakan bagi mendanai kampanye terselubung dirinya untuk menjadi Walikota Tangsel!

Terimakasih Banyak Pak Achmad Suwandhi

Saya patut merasa bersyukur serta terimakasih tak terhingg kepada Bapak Achmad Suwandhi atas kehadirannya memenuhi permintaan kader setia PDIP yang meminta kami berdua hadir pada Rakercab tersebut. Saya meyakini bahwa beliau tidak suka berkonflik, serta kurang nyaman dengan suasana riuh-rendah perpolitikan yang kontra produktif seperti itu. Sementara disisi lain, sayapun hari ini telah menjadi kader PPP yang sesuai hati nurani dan mengikuti khitah Ka’bah partai Islam satu-satunya yang masih eksis di Indonesia. Sehingga kehadiran saya dan Pak Wandi di PDIP tadi siang adalah sekedar bernostalgia serta memenuhi keinginan ratusan kader PDIP yang yang sampai sekarang sejak dulu merupakan rakyat militant pendukung setiaku.

Karenanya, kehadiran serta keikhlasan Pak Wandi atau Pak AS terkait dengan upaya hadir bersama PDIP dalam Rakercab tersebut, saya dan Ikang Fawzi suamiku, kedua anakku, beserta seluruh keluarga besar perjuangan menghaturkan banyak terimakasih.

Tak Berharap Banyak pada PDIP

Benar-benar kami tim ASMARA Centre tidak berharap banyak pada DPC PDIP untuk mengusung pasangan kami. Karena kami sadar, sekaligus kami sangat faham bahwa ‘investasi’ politik kandidat tertentu yang sudah merasa diatas angin sejak setahun lalu sosialisasi—dengan dugaan memakai dana APBD/tidak sah—sudah merasa pasti menang dan merasa pasti dapat dukungan PDIP.

Sekali lagi melalui tulisan sederhanan ungkapan hati ini, dimana saya yakini terus diikuti oleh banyak orang termasuk kelompok jurnalis tertentu ditempat tertentu timses salah satu kandidat yang saya maksudkan diatas, agar faham. Bahwa tim ASMARA Centre tidak berambisi mengambil PDIP sebagai partai pengusung.

Namun jangan salahkan kami bilamana masih banyak kader, simpatisan bahkan mereka yang punya posisi tertentu di PDIP yang diam-diam masih setia pada hati nurani, kebenaran, serta masih mau dan mampu menjujurkan keadilan serta membingkai politik dengan hukum! Serta tidak sudi membeli yang diduga kucing garong dalam karung yang berniat menjadi kepala daerah dengan dugaan nawaitu sebagai juragan proyek untuk kesejahteraan diri sendiri serta keluarga/kelompoknya. Dimana rakyat hanya jadi pelengkap penderita. Ibarat mendorong mobil mogok, ketika mesin mobil sudah hidup yang mendorong ditinggal dibelakang dengan lambaian serta senyum manis yang membuat semuanya terkesima ‘bengong’!

Innalilahi wa inna ilahi rojiuuun… semoga rakyat Tangerang selatan lebih cerdas dari wilayah lainnya diseluruh Banten.

Kita sesungguhnya BELUM MERDEKA!

Sumber:http://marissahaque.blogdetik.com/wp-admin/post.php?action=edit&post=1008&_wp_original_http_referer=http%3A%2F%2Fmarissahaque.blogdetik.com%2Fwp-admin%2Fedit.php&message=1

4 komentar:

  1. kasihan si icha sudah tinggalin partai setan burik itu padip dari dulu blegug sia!

    BalasHapus
  2. fwd dr fb teh cicha: Biar saja kevin berceloteh, karena dia sedang berproses jadi dewasa, kelak dia akan tahu bahwa payudara dan paha dalah obsesi syahwat para pria yang setiap perempuan wajib melindungi perhiasan miliknya. Bacakan saja ke Kevin Al Quran Surah An Nur dari Ayat 30 smapai ayat 33. Saat dia jadi adik kelas Bella dan Kiki di SD Global Jaya Semi-international School di Bintaro-Tangsel, Banten 15-an tahun lalu anak itu (si Kevin) rajin dan bagus mengajinya. Saya tidak ketemu dia belasan tahun dan tidak mengikuti perkembangan spiritual dia lagi karena percaya seharusnya ayah dan ibunya mampu mengajarinya soal Islam dan keislaman.

    BalasHapus
  3. Republika - Rabu, 1 Desember 2010
    via YM
    Sumber: REPUBLIKA.CO.ID,

    MADINAH--Salah satu cara dalam berdisiplin menjaga kebersihan diri adalah melalui bersuci. Namun, bersuci yang dimaksud adalah yang sesuai kaidah syariah, bukan asal-asalan atau sekadar memenuhi syarat saja.

    "Misalkan kita berkumur-kumur, maka berkumurlah dengan benar. Misalkan membersihkan hidung, maka air harus dihirup dan kemudian disemburkan keluar. Juga ketika membasuh tangan misalnya, juga harus benar-benar memakai air yang mengaliri kulit," tutur Wakadaker Madinah Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Mawardi Edi di Kantor BPHI Madinah, Rabu (1/12).

    Menurut Edi, kebiasaan bersuci yang tidak jujur dan tidak disiplin membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit, terutama penyakit-penyakit yang mudah menular. Karenanya, dirinya berharap, selama di Tanah Suci ini jamaah harus menghindari cara bersuci yang tidak jujur demi menjaga imunitas diri dari berbagai macam virus dan inveksi.

    "Kebiasaan bersuci yang tidak jujur misalnya membersihkan hidung hanya dengan mengusap/membasahi ujung hidung dengan air saja. Mencuci tangan sekedar asal-asalan saja, asal basah lalu diusap tisu agar cepat, adalah contoh lain kebiasaan bersuci yang tidak jujur," tutur Edi.

    Lebih lanjut Edi menjelaskan, akan lebih baik jika selama di Tanah Suci, jamaah selalu menggunakan masker bila berada di luar ruangan untuk menghindari masuknya debu-debu kotor ke dalam saluran pernafasan. Selain itu, jamaah juga dianjurkan untuk selalu menjaga suhu badan di tengah suhu udara yang ekstrim dan mengurangi kegiatan di luar yang tidak terlalu penting.

    BalasHapus
  4. Keluarga Airin Rachmi Diany sama Ratu Atut Chosiyah memang sudah terkenal kejahatan dan kejanggalan didalam melakukan transaksi bisnis dan politik. Mereka berasa hebat dan bermain tuhan tuhan kecil karena GOLKAR jaya dan Akbar Tanjung menyatakan mampu meraih 30% suara pada Pilpres dan Pileg yang akan datang. Wiuh! Arogan luar binasa!

    BalasHapus